Studi yang dilakukan oleh dokter Rudolf dkk dari Lembaga Kesehatan Masyarakat bagian Timur Vienna, Austria ini, mencoba melihat hubungan antara peningkatan kadar asam urat pada orang sehat dan kaitannya dengan penyakit ginjal. Sejumlah 21.475 orang dilibatkan dan menjalani pemeriksaan untuk digolongkan apakah pasien termasuk kelompok dengan kadar asam urat normal, hiperurisemia ringan atau hiperurisemia yang lebih tinggi. Selama 7 tahun perkembangan pasien dipantau terkait dengan kesehatan ginjalnya yang dilihat melalui nilai Laju Filtrasi Glomerulus (LFG).
Setelah potensi lain yang mungkin dapat juga mengakibatkan penyakit ginjal kronik dieliminasi, terlihat bahwa pasien dari kelompok hiperurisemia ringan ternyata memiliki risiko 1,26 kali lebih besar untuk mengalami penyakit ginjal dibandingakan kelompok dengan kadar asam urat darah normal. Sedangkan bagi kelompok dengan hiperurisemia dengan derajat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok normal peningkatan risikonya 1,63 kali lebih besar. Risiko ini juga terlihat lebih besar pada wanita dibandingkan pria, dan cenderung meningkat pada yang mengalami hipertensi.
Melalui studi ini terlihat bahwa perlunya kontrol dari kadar asam urat darah untuk mendukung kesehatan ginjal kita. Oleh karenanya, pembatasan masukan makanan dengan kandungan asam urat yang tinggi perlu dilakukan atau disertai dengan meminum obat penurun kadar asam urat seperti allupurinol dan probenecid jika memang dibutuhkan agar komplikasi kondisi hiperurisemia yang dapat merusak fungsi ginjal dapat dicegah.